Da'Iyah TNI-POLRI: Jika untuk Kebaikan, Sampaikanlah Meski itu Pahit

    Da'Iyah TNI-POLRI: Jika untuk Kebaikan, Sampaikanlah Meski itu Pahit
    Da'Iyah TNI-POLRI

    "Kalau itu untuk kebaikan sampaikanlah meski itu pahit, walaupun kita dibenci namun kita jangan membenci orang lain, "

    POSO - Da'iyah TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Madago Raya terus melakukan sentuhan Qolbu untuk membina ahklak dan menuntun generasi bangsa.

    Hal itu dilakukan agar generasi terhindar dari paham-paham radikalisme yang mengajarkan kebencian, permusuhan, dendam dan tindakan-tindakan kekerasan.

    Kali ini da'iyah TNI-Polri yang di pimpin oleh Kasubsatgas Preemtif AKBP Hi. Usman mengunjungi Desa Panca Makmur atau yang biasa dikenal dengan sebutan Desa Malino yang berada di Kecamatan Sayo Jaya, Kabupaten Morowali Utara, Jumat (12/11/2021).

    Kehadiran para Da'iyah ini disambut hangat oleh warga Desa Panca Makmur.

    Da'iyah letda CHK Laminingsih, Aipda Suhati saat berdakwah dihadapan ibu-ibu kader PKK desa Panca Makmur mengajak untuk selalu menjaga diri, keluarga dan lingkungan agar tidak mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat.

    "Kita sebagai manusia jangan hanya berpangku tangan apabila melihat sesuatu di sekitar kita, " katanya.

    "Kalau itu untuk kebaikan sampaikanlah meski itu pahit, walaupun kita dibenci namun kita jangan membenci orang lain, " ungkap ustadzah dari Polwan Polri ini.

    Masih kata Ustadzah Suhati,  janganlah hidup saling benci-membenci, tetapi saling tolong menolong apabila ada saudara kita yang sedang tertimpa musibah, Artinya kita harus peka terhadap situasi sekitar.

    Ditempat terpisah kepala desa Panca Makmur Hi. Jariah memberikan apresiasi kepada Da, iyah TNI-Polri.

    Sebab, baru kali ini ada pencerahan dan edukasi seperti ini yang disampikan langsung oleh Polwan dan Kowad di desanya.

    "Alhamdulillah sangat membantu kami karena  ceramah yang disampaikan tadi sangat bermakna dan diterima langsung oleh kader-kader PKK yang hadir disini" ungkap kepala desa 4 proide ini

    "Perlu juga kami sampaikan bahwa terbentuknya desa Panca Makmur pada 6 desember 1994 dan didiami sebanyak 5 suku yaitu suku Lombok, suku Bali, suku Jawa, suku bugis dan suku pamona, ethnis inilah selama ini hidup berdampingan di desa ini sehingga di disebut Panca makmu, " tutur kepala desa Panca Makmur ini.

    Sulteng Morut
    Eko Prasetyo

    Eko Prasetyo

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Presiden Jokowi Jamu Santap Malam Para Pemimpin dan Delegasi KTT WWF Ke-10 di GWK
    DPR Apresiasi Jenderal Sigit Atas Penghargaan Bagi Satrio 
    Kearifan Masyarakat Bali Sejalan dengan Semangat World Water Forum ke-10
    Para Pemimpin Negara Tiba di Bali Hadiri World Water Forum ke-10
    Menparekraf Ajak Komunitas Bali Ikut Sukseskan Pelaksanaan World Water Forum ke-10

    Ikuti Kami